Minggu, 01 Februari 2015

Perpisahan Roh dengan Jiwa



_مِرَاةُالحَافِظَةُ
__Perpisahan Roh dengan Jiwa_

Dalam sebuah hadist dari Aisyah r.a. beliau berkata, “Ketika aku sedang duduk bersila dirumah, tiba-tiba Rasululloh saw. datang dan masuk sambil memberi salam padaku. Aku segera berdiri, karena menghormati dan memuliakannya sebagaimana kebiasaanku di waktu beliau masuk kedalam rumah.”
“Duduklah, tidak usah berdiri, wahai Ummul Mukminin,” kata Rasululloh.
Kemudian Rasululloh saw. duduk seraya meletakkan kepalanya dipangkuan Aisyah, lalu berbaring dan tertidur.
Saat itu Aisyah mencabuti uban pada janggut Rasululloh, dan ia mendapatkan 19 rambut yang sudah putih. Dalam pikirannya Rasululloh akan meninggal dunia sebelum dirinya, sehingga bertambah satu yang ditinggalkan oleh nabinya.
Aisyah menangis, dan air matanya jatuh menetes mengenai wajah Rasululloh. Hal itu membuat beliau terbangun dari tidunya.
“Apa yang menyebabkan engkau menangis, wahai Ummul Mukminin?” tanya Rasululloh.
Aisyah r.a. diam saja. Tidak mungkin dia menceritakan apa yang terlintas dalm pikirannya tadi.
“Keadaan bagaimanakah yang menyedihkan bagi mayat?” tanya Aisyah kemudian. “Tunjukkan padaku, wahai Raslulloh!”
Rasululloh saw. berkata, “Menurut engkau pada saat yang bagaimana?” Rasululloh balik bertanya.
“Tidak ada keadaan lebih menyedihkan bagi mayat ketika dikeluarkannya jasad dari rumah, dimana anak-anak sangat bersedih hati. Mereka sama-sama berkata, Oh, ayah, oh ibu! Ayahnya pun berkata pula, aduhai anak!” jawab Aisyah.
Rasululloh bertanya lagi, “Itu juga termasuk menyedihakan. Dan manakah lagi yang menyedihkan dari itu?” Tanya Raslulloh.
“Yang menyedihkan lagi bagi mayat ketika ia diletakkan kedalam liang lahat dan ditimbuni tanah diatasnya. Sanak keluarganya semua kembali. Begitu pula dengan anak-anak dan semua yang dicintai mereka menyerahkan kepada Alloh swt. beserta dengan segala amal perbuatannya,” jawab Aisyah.
“Adakah lagi yang lebih menyedihkan dari itu?” kembali Raslulloh bertanya.
“Hanya Alloh dan Rasulnya yang lebih tahu,” jawab Aisyah r.a.
Oleh karena itu, bersabda Rasululloh saw.
“Wahai Ummul Mukminin, sesungguhnya yang paling menyedihkan bagi mayat ialah ketika orang-orang masuk kerumah untuk memandikannya. Maka keluarlah cincin dimasa remaja dari jari-jarinya dan ia melepaskan pakaian pengantin dari tubuhnya. Bagi para pemimpin dan pejabat, semua melepaskan topi dari kepalanya untuk dimandikan. Disaat itu rohnya menggigil, ketika melihat mayat dalam keadaan telanjang. Seluruh makhluk mendengar, kecuali jin dan manusia yang tidak mendengar. Maka roh berkata, “Wahai orang-orang yang memandikan, aku minta kepadamu karena Alloh, lepaskanlah pakaianku dengan perlahan-lahan, sebab saat ini aku sedang merasakan sakit karena sakaratul maut.” Ketika air disiramkan ketubuh mayat, maka roh akan berkata, “Wahai orang yang memandikan akan roh Alloh, janganlah engkau menyiramkan air dalam keadaan panas dan jangan pula dalam keadaan sejuk, karena tubuhku terbakar oleh lepasnya roh dari tubuh.”. Saat orang-orang memandikan, maka roh berkata. “Demi Alloh, wahai orang-orang yang memandikan, janganlah engkau gosok tubuhku dengan kuat, sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya roh.” Apabila telah selesai dimandikan dan diletakkan pada kafan serta kedua telapaknya sudah diikat, mayat berkat,”Wahai orang-orang yang memandikanku janganlah terlalu kuat engkau dalam mengafani kepalaku, sehingga aku dapat melihat wajah anak-anakku dan anggota keluargaku, sebab ini adalah penglihatan terakhirku pada mereka. Adapun pada hari ini aku dipisahkan dari mereka dan aku tidak akan jumpa lagi sampai hari kiamat.” Apabila mayat dikeluarkan dari rumah, mayat akan berkata, “Demi Alloh, wahai pelayanku, aku telah meninggalkan istriku menjadi janda, maka janganlah kamu menyakitinya. Anak-anakku telah menjadi yatim, jangan pula menyakiti mereka. Sesungguhnya pada hari ini aku akan dikeluarkan dari rumahku dan meninggalkan segala yang kucintai dan aku tidak lagi akan kembali untuk selama-lamanya.” Apabila mayat dletakkan kedalam keranda, maka berkata lagi mayat, “Demi Alloh, wahai jamaahku. Janganlah kau percepat suara ahliku, anak-anak dan sanak keluargaku. Sesungguhnya hari ini ialah perpisahanku dengan mereka sampai hari kiamat.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar