_مِرَاةُالحَافِظَةُ
__Perpisahan Roh dengan Jiwa_
Dalam
sebuah hadist dari Aisyah r.a. beliau berkata, “Ketika aku sedang duduk bersila
dirumah, tiba-tiba Rasululloh saw. datang dan masuk sambil memberi salam
padaku. Aku segera berdiri, karena menghormati dan memuliakannya sebagaimana
kebiasaanku di waktu beliau masuk kedalam rumah.”
“Duduklah,
tidak usah berdiri, wahai Ummul Mukminin,” kata Rasululloh.
Kemudian
Rasululloh saw. duduk seraya meletakkan kepalanya dipangkuan Aisyah, lalu
berbaring dan tertidur.
Saat
itu Aisyah mencabuti uban pada janggut Rasululloh, dan ia mendapatkan 19 rambut
yang sudah putih. Dalam pikirannya Rasululloh akan meninggal dunia sebelum dirinya,
sehingga bertambah satu yang ditinggalkan oleh nabinya.
Aisyah
menangis, dan air matanya jatuh menetes mengenai wajah Rasululloh. Hal itu
membuat beliau terbangun dari tidunya.
“Apa
yang menyebabkan engkau menangis, wahai Ummul Mukminin?” tanya Rasululloh.
Aisyah
r.a. diam saja. Tidak mungkin dia menceritakan apa yang terlintas dalm pikirannya
tadi.
“Keadaan bagaimanakah yang menyedihkan bagi mayat?” tanya Aisyah kemudian. “Tunjukkan padaku, wahai Raslulloh!”
“Keadaan bagaimanakah yang menyedihkan bagi mayat?” tanya Aisyah kemudian. “Tunjukkan padaku, wahai Raslulloh!”
Rasululloh
saw. berkata, “Menurut engkau pada saat yang bagaimana?” Rasululloh balik
bertanya.
“Tidak
ada keadaan lebih menyedihkan bagi mayat ketika dikeluarkannya jasad dari
rumah, dimana anak-anak sangat bersedih hati. Mereka sama-sama berkata, Oh,
ayah, oh ibu! Ayahnya pun berkata pula, aduhai anak!” jawab Aisyah.
Rasululloh
bertanya lagi, “Itu juga termasuk menyedihakan. Dan manakah lagi yang menyedihkan
dari itu?” Tanya Raslulloh.
“Yang
menyedihkan lagi bagi mayat ketika ia diletakkan kedalam liang lahat dan
ditimbuni tanah diatasnya. Sanak keluarganya semua kembali. Begitu pula dengan
anak-anak dan semua yang dicintai mereka menyerahkan kepada Alloh swt. beserta
dengan segala amal perbuatannya,” jawab Aisyah.
“Adakah
lagi yang lebih menyedihkan dari itu?” kembali Raslulloh bertanya.
“Hanya
Alloh dan Rasulnya yang lebih tahu,” jawab Aisyah r.a.
Oleh
karena itu, bersabda Rasululloh saw.
“Wahai
Ummul Mukminin, sesungguhnya yang paling menyedihkan bagi mayat ialah ketika
orang-orang masuk kerumah untuk memandikannya. Maka keluarlah cincin dimasa
remaja dari jari-jarinya dan ia melepaskan pakaian pengantin dari tubuhnya.
Bagi para pemimpin dan pejabat, semua melepaskan topi dari kepalanya untuk
dimandikan. Disaat itu rohnya menggigil, ketika melihat mayat dalam keadaan
telanjang. Seluruh makhluk mendengar, kecuali jin dan manusia yang tidak
mendengar. Maka roh berkata, “Wahai orang-orang yang memandikan, aku minta
kepadamu karena Alloh, lepaskanlah pakaianku dengan perlahan-lahan, sebab saat
ini aku sedang merasakan sakit karena sakaratul maut.” Ketika air disiramkan
ketubuh mayat, maka roh akan berkata, “Wahai orang yang memandikan akan roh
Alloh, janganlah engkau menyiramkan air dalam keadaan panas dan jangan pula
dalam keadaan sejuk, karena tubuhku terbakar oleh lepasnya roh dari tubuh.”.
Saat orang-orang memandikan, maka roh berkata. “Demi Alloh, wahai orang-orang
yang memandikan, janganlah engkau gosok tubuhku dengan kuat, sebab tubuhku
luka-luka dengan keluarnya roh.” Apabila telah selesai dimandikan dan
diletakkan pada kafan serta kedua telapaknya sudah diikat, mayat berkat,”Wahai
orang-orang yang memandikanku janganlah terlalu kuat engkau dalam mengafani
kepalaku, sehingga aku dapat melihat wajah anak-anakku dan anggota keluargaku,
sebab ini adalah penglihatan terakhirku pada mereka. Adapun pada hari ini aku
dipisahkan dari mereka dan aku tidak akan jumpa lagi sampai hari kiamat.”
Apabila mayat dikeluarkan dari rumah, mayat akan berkata, “Demi Alloh, wahai
pelayanku, aku telah meninggalkan istriku menjadi janda, maka janganlah kamu
menyakitinya. Anak-anakku telah menjadi yatim, jangan pula menyakiti mereka.
Sesungguhnya pada hari ini aku akan dikeluarkan dari rumahku dan meninggalkan
segala yang kucintai dan aku tidak lagi akan kembali untuk selama-lamanya.”
Apabila mayat dletakkan kedalam keranda, maka berkata lagi mayat, “Demi Alloh,
wahai jamaahku. Janganlah kau percepat suara ahliku, anak-anak dan sanak
keluargaku. Sesungguhnya hari ini ialah perpisahanku dengan mereka sampai hari
kiamat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar