Minggu, 18 Januari 2015

Amr Ibnu Jamuh

_مِرَاةُالحَافِظَةُ_
_Amr Ibnu Jamuh_
(Dengan cacat pincangku ini, aku bertekad merebut surga)

       Ia adalah pilar dari Abdulloh bin Amr bin Haram, karena menjadi suami dari saudara perempuan Hindun binti Amr, Ibnul Jamuh merupakan salah seorang tokoh penduduk Madinah dan salah seorang pemimpin Bani Salamah.
       Ia didahului masuk islam oleh putranya Mu’ad bin Amr yang etrmasuk kelompok 70 peserta Bai’at Aqobah. Bersama sahabatnya Mu’adz bin Jabal, Mu’ad bin Amr ini menyebarkan agama islam dikalangan penduduk Madinah dari Bani Salamah yaitu suku Amr Ibnul Jamuh, katanya: “Siapakah yang menjadi pemimpin kalian, hai Bani Salamah?” Ujar mereka:”Al Jaddu bin Qeis hanya sayang ia kikir”. Maka sabda Rasululloh pula:”Apa lagi penyakit yang lebih parah dari kikir! Kslsu begitu pemimpin kalian ialah si Putih Keriting, Amr Ibnul Jamuh”.
       Demikian adalah kesaksian dari Rasululloh ini merupakan penghormatan bagi Amr.
*****

       Sekarang datanglah perang Uhud. Amr lalu pergi menemui Rasululloh untuk memohon kepadanya agar diizinkan turut. Karena permintaannya yang amat sangat, Nabi memberinya izin untuk ikut berperang, walaupun sebenarnya Amr dalam keadaan pincang. Maka Amr langsung mengambil alat-alatnya untuk berperang dengan hati yang sangat bahagia.
       Ditengah pertarungan yang hiruk pikuk itu Amr melompat dan berjingkat, dan sekali lagi melompat dengan pedangnya yang menyambar satu kepala dari kepala-kepala orang musyrik. Sebelum dia berperang Amr telah meminta kepad Alloh agar diberinya syahid, dan ia yakin bahwa Alloh akan mengabulkan permintaannya itu.
       Dan apa yang ditunggu-tunggunya telah tiba, suatu pukulan pedang yang berkelebatan, seperti keberangkatannya seorang syahid yang mulia, menuju surga Jannatul Firdausi yang abadi.
       Dan tatkala Kaum  Muslimin memakamkan para syuhada mereka, Rasululloh mengeluarkan perintah:”Perhatikan, tanamkanlah jasad Abdulloh bin Amr bin Haram dan Amr Ibnul Jamuh di makam yang satu, karena selagi hidup mereka adalah dua orang sahabat yang setia dang saling menyayangi”.

       Dari kisah ini, ikhwan dan akhwat dapat mengambil pelajaran, bahwa apapun kekurangan yang kita miliki itu tidak akan membuat kita mersa takut atupun minder, karena dibalik kekurangan kita pasti ada kelebihan yang juga kita miliki. Dan bila kita memiliki tekad yang kuat dan benar maka Alloh pasti akan memudahkan jalannya untuk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar