_مِرَاةُالحَافِظَةُ_
_Bilal Bin Robah_
(Mu’adzin Rosululloh)
Bilal disebut nama Abu Bakar, maka Umar akan berkata ; “Abu Bakar
adalah pemimpin kita yang memerdekakan pemimpin kita”. Maksudnya ialah Bilal.
Kehitaman warna kulit, kerendahan kasta dam bangsa, serta kehinaan dirinya
diantara menusia selama itu sebagai budak belian, sekali – kali tidaklah
menutup pintu baginya untuk menempati kedudukan tinggi yang dirintis oleh
kebenaran, keyakinan, kesucian dan kesungguahannya setelah memasuki Agama Islam
Pada suatu hari, Bilal bin Rabah melihat Nur Ilahi dan mendengar
imbauannya dalam lubuk hatinya yang suci murni. Maka ia mendapatkan Rosululloh
saw, dan menyatakan keislamannya. Dan
tidak lama, berita rahasia keislaman Bilal terungkap. Dan beredar diantara
kepala tuan-tuannya dari Bani Jumah.maka marahlah para tuan-tuan tersebut.
Akhirnya Bilal bin Rabah pun disiksa.
Dalm keadaan telanjang ia dibaringkan di atas bara, dengan tujuan
agar ia meninggallkan agamanya atau mencabut pangakuannya, tetapi ia menolak.
Pada suatu ketika, di tengah hari bulat, mereka membawanya keluar, lalu
melemparkannya ke pasir, lalu menjatuhkan batu ke atas tubuh dan dadanya.
Pada saat penyiksaan itu berlanjut, bilal mengucapkan “Ahad, Ahad,
Ahad...”. Namun hal ini menyebabkan para penyiksa itu semakin marah dan memaksa
Bilal untuk mengucapkan Lata dan Uzza, tuhan mereka. Namun Bilal tidak mau
mengucapkan itu, dia tetap mengucapkan “Ahad,,, Ahad,,,, Ahad,,,. Penyikasaan itu berlanjut berhari- hari.
Pada saat penyiksaan di siang hari. Datanglah Abu Bakar Ash-
Shiddiq. Lalu Abu Bakar menebus Bilal. Sehingga Bilal terbebas dari penyiksaat
tersebut.
Kemudian pergillah Abu Bakar bersama sahabatnya itu kepada
Rosululloh SAW. Dan menyampaikan berita gembira tentang kebebasannya. Dan selah
Rosululloh SAW bersama kaum Muslimin hijrah dan mentap di Madinah, beliau
pun mensyari’atkan adzan untuk melakukan
sholat. Pada suatu hari jatuhlah pilihan Rosululloh terhadap Bilal bin Rabah.
Dengan suara yang merdu Bilal mengumandangkan adzan.
Kisah ini memberi kita sebuah pelajaran berharga, bahwa hanya ALLOH
lah yang pantas untuk ditakuti, dan disembah. Kisah ini memberi teladan kepada
kita untuk tetap memegang iman kita dimanapun kita berada, dan dalam situasi
apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar