Minggu, 18 Januari 2015

Bilal Bin Robah

_مِرَاةُالحَافِظَةُ_
_Bilal Bin Robah_
(Mu’adzin Rosululloh)

Bilal disebut nama Abu Bakar, maka Umar akan berkata ; “Abu Bakar adalah pemimpin kita yang memerdekakan pemimpin kita”. Maksudnya ialah Bilal.
Kehitaman warna kulit, kerendahan kasta dam bangsa, serta kehinaan dirinya diantara menusia selama itu sebagai budak belian, sekali – kali tidaklah menutup pintu baginya untuk menempati kedudukan tinggi yang dirintis oleh kebenaran, keyakinan, kesucian dan kesungguahannya setelah memasuki Agama Islam
Pada suatu hari, Bilal bin Rabah melihat Nur Ilahi dan mendengar imbauannya dalam lubuk hatinya yang suci murni. Maka ia mendapatkan Rosululloh saw, dan menyatakan  keislamannya. Dan tidak lama, berita rahasia keislaman Bilal terungkap. Dan beredar diantara kepala tuan-tuannya dari Bani Jumah.maka marahlah para tuan-tuan tersebut. Akhirnya Bilal bin Rabah pun disiksa.

Dalm keadaan telanjang ia dibaringkan di atas bara, dengan tujuan agar ia meninggallkan agamanya atau mencabut pangakuannya, tetapi ia menolak. Pada suatu ketika, di tengah hari bulat, mereka membawanya keluar, lalu melemparkannya ke pasir, lalu menjatuhkan batu ke atas tubuh dan dadanya.
Pada saat penyiksaan itu berlanjut, bilal mengucapkan “Ahad, Ahad, Ahad...”. Namun hal ini menyebabkan para penyiksa itu semakin marah dan memaksa Bilal untuk mengucapkan Lata dan Uzza, tuhan mereka. Namun Bilal tidak mau mengucapkan itu, dia tetap mengucapkan “Ahad,,, Ahad,,,, Ahad,,,.  Penyikasaan itu berlanjut berhari- hari.
Pada saat penyiksaan di siang hari. Datanglah Abu Bakar Ash- Shiddiq. Lalu Abu Bakar menebus Bilal. Sehingga Bilal terbebas dari penyiksaat tersebut.
Kemudian pergillah Abu Bakar bersama sahabatnya itu kepada Rosululloh SAW. Dan menyampaikan berita gembira tentang kebebasannya. Dan selah Rosululloh SAW bersama kaum Muslimin hijrah dan mentap di Madinah, beliau pun  mensyari’atkan adzan untuk melakukan sholat. Pada suatu hari jatuhlah pilihan Rosululloh terhadap Bilal bin Rabah. Dengan suara yang merdu Bilal mengumandangkan adzan.

Kisah ini memberi kita sebuah pelajaran berharga, bahwa hanya ALLOH lah yang pantas untuk ditakuti, dan disembah. Kisah ini memberi teladan kepada kita untuk tetap memegang iman kita dimanapun kita berada, dan dalam situasi apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar